PENGERTIAN TENTANG BAHAYANYA “NAPSA"
Nama : Andi Tausya T.Y
Kelas : VIII-H
No.Absen: 05
SMP NEGERI
28 SURABAYA
Tahun
pelajaran 2014-2015
1. NAPZA
��NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat
Adiktif lainnya) zat-zat kimiawi yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia, baik
secara oral (melalui mulut), dihirup (melalui hidung). Kata lain yang sering
dipakai adalah Narkoba (Narkotika, Psikotropika dan Bahanbahan berbahaya
lainnya).
��Ada banyak istilah yang dipakai untuk menunjukkan
penyalahgunaan zat-zat berbahaya. Dalam buku ini selanjutnya akan digunakan
istilah NAPZA dengan catatan tidak semua jenis NAPZA tersebut akan dibahas
secara khusus dan terperinci, misalnya alkohol dan tembakau.
�� Penggunaan NAPZA yang terus menerus akan
mengakibatkan ketergantungan secara fisik dan atau psikologis serta kerusakan
pada sistem syaraf dan organ-organ tubuh. NAPZA terdiri atas bahan-bahan yang
bersifat alamiah (natural) maupun yang sintetik (buatan). Bahan alamiah berasal
dari tumbuh-tumbuhan/tanaman, sedangkan yang buatan berasal dari bahan-bahan
kimiawi.
2. Narkotika
a. Pengertian umum
��Narkotika adalah zat yang terbuat dari bahan alamiah
maupun buatan (sintetik) yaitu candu/kokain atau turunannya dan padanannya yang
mempunyai efek psikoaktif.
�� Narkotika digunakan untuk keperluan medis,
namun banyak yang menyalahgunakan untuk memperoleh efek psikoaktif yang
dihasilkannya.
b. Pengertian menurut Undang-Undang
��Menurut Undang-undang RI No. 22 tahun 1997 tentang
Narkotika, bahwa narkotika dalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
�� Narkotika dibedakan dalam 3 golongan
sebagai berikut:
◘ Narkotika golongan
I:
- Hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi.
- Mempunyai potensi sangat tinggi untuk
mengakibatkan ketergantungan.
- Contoh: heroin, kokain dan ganja.
◘ Narkotika golongan
II:
- Digunakan untuk terapi dan/atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan.
- Mempunyai potensi tinggi untuk mengakibatkan
ketergantungan.
- Contoh: morfin, petidin, turunan/garam dalam
golongan tersebut.
◘ Narkotika golongan
III:
- Digunakan untuk pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan/atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan
- Mempunyai potensi ringan untuk mengakibatkan
ketergantungan
- Contoh: kodein, garam-garam narkotika dalam
golongan tersebut.
3. Alkohol
- Alkohol adalah zat aktif dalam berbagai minuman
keras, mengandung etanol yang berfungsi menekan syaraf pusat
4. Psikotropika
a. Pengertian umum
- Adalah zat (biasanya dalam bentuk tablet) yang
mempengaruhi kesadaran karena
- sasaran obat tersebut adalah pusat-pusat tertentu
di dalam sistem syaraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).
- Menurut UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika,
bahwa psikotropik meliputi: Extacy, shabu-shabu, LSD, obat penenang/tidur,
obat anti depresi dan anti psikosis.
- Psikoaktiva adalah semua zat yang mempunyai
komposisi kimiawi dan berpengaruh pada otak hingga dapat menimbulkan
perubahan perilaku, perasaan, pikiran, persepsi, kesadaran.
b. Pengertian menurut uu
- Menurut Undang-undang RI No. 5 tahun 1997 tentang
Psikotropika, bahwa psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku.
- Psikotropika dibedakan dalam 4 golongan sebagai
berikut :
◘ Psikotropika
golongan I:
- Hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi.
- Mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindrom
ketergantungan.
- Contoh: MDMA, extacy, LSD, dan ST.
◘ Psikotropika
golongan II:
- Berkhasiat untuk pengobatan, karenanya sering
digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan.
- Mempunyai potensi kuat untuk mengakibatkan
sindrom ketergantungan.
- Contoh: amfetamin, fensiklidin, sekobarbital,
metakualon, metilfenidat (ritalin).
◘ Psikotropika
golongan III :
- Berkhasiat untuk pengobatan, sehingga banyak
digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan.
- Mempunyai potensi sedang untuk mengakibatkan
sindrom ketergantungan.
- Contoh: fenobarbital, flunitrazepam.
◘ Psikotropika golongan
IV :
- Berkhasiat untuk pengobatan serta sangat luas
digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan.
- Mempunyai potensi ringan untuk mengakibatkan
sindrom ketergantungan.
- Contoh: diazepam, klobazam, bromazepam,
klonazepam, khlordiazepoxide, nitrazepam (BK,DUM, MG).
5. Zat Adiktif
- ZAT ADIKTIF lainnya yaitu zat-zat yang
mengakibatkan ketergantungan.
- Contohnya zat-zat solvent, termasuk inhalansia
(aseton, thinner cat, lem).
- Zat-zat ini sangat berbahaya karena bisa
mematikan sel-sel otak.
- Nikotin (tembakau) dan kafein (kopi) juga
termasuk zat adiktif.
B. Kategori NAPZA
1. Berdasarkan Bahan
·
Natural
Diambil dari tanaman, seperti: ganja, candu, kokaina,
jamur, kaktus, tembakau, kopi, pinang, dan sirih
·
Sintetis
Dibuat dari bahan kimia farmasi atau dicampur dengan
bahan alamiah, seperti: amphetamin, kodein, dan lem.
2. Berdasarkan Efek Kerja
·
Merangsang
Sistem Syaraf Pusat
Yaitu jenis NAPZA yang mampu memacu kerja jantung,
memompa paru-paru dengan lebih giat dan mengaktifkan berbagai hormone
transmitter di dalam otak sehingga menyebabkan rasa segar dan bersemangat.
·
Menekan
Sistem Syaraf Pusat
Yaitu jenis NAPZA yang mampu memperlambat jantung dan
denyut nadi, memperlambat kerja paru-paru dan mengurangi transmitter pada otak
sehingga menyebabkan rasa mengantuk atau rasa tenang
·
Mengacaukan
Sistem Syaraf Pusat (Halusinasi)
Yaitu jenis NAPZA yang mampu mempengaruhi kerja
susunan saraf pusat, otak dan tulang belakang, sehingga mampu menyebabkan
halusinasi, melihat dan merasakan realitas palsu.
3. Berdasarkan Cara Penggunaan
- Dimasukan dalam mulut/diminum (Oral)
- Disuntikan ke dalam tubuh (Injeksi)
- Diletakan di dalam luka (biasanya luka sayatan
yang sengaja dibuat)
- Dihisap (sniffed)/dihirup (inhaled)
- Dimasukan melalui anus (Insersi anal)
4. Berdasarkan Bentuk
- Cairan
- Pasta
- Pil/kapsul
- Kristal/blok
- Bubuk
- Gas
- Lapisan kertas (impregnated paper)
Mengenal Beberapa Jenis Napza:
1. Ganja / Mariyuana
Ganja atau Cannabis sativa, adalah tanaman sejenis rumput
yang antara lain mengandung zat kimia 9 tetrahidrocannabinol (delta - 9 - THC)
atau lebih sering dikenal sebagai THC yaitu zat psikoaktif yang mempengaruhi
perasaan dan penglihatan serta pendengaran. Saat pertama kali orang mengisap
ganja, reaksi juga akan berbeda-beda tergantung kekuatan THC serta dosis yang
dipakai. Ada yang tidak merasakan reaksi apa-apa, tetapi ada pula yang
mendapatkan perasaan aneh atau takut. Ganja menimbulkan ketergantungan mental
yang diikuti oleh kecanduan fisik dalam jangka waktu yang lama. Bila seseorang
terus-menerus mengisap ganja, maka lama-kelamaan timbul kerusakan seperti
bronchitis, sinusitis, emphysema, dan pharingitis. Efek-efek yang ditimbulkan
adalah antara lain hilangnya konsentrasi, peningkatan denyut jantung, kehilangan
keseimbangan dan koordinasi tubuh, rasa gelisah dan panik, depresi, kebingungan
atau halusinasi . Gejala psikologis: hilang semangat, menurunnya prestasi
sekolah dan prestasi olahraga, cepat berubahnya suasana hati, sulit
berkonsentrasi, hilang ingatan jangka pendek. Ganja atau cannabis juga dikenal
dengan istilah : Marijuana, gele, cimeng, hash, kangkung, oyen, ikat, bang,
labang, rumput atau grass, dan lain-lain.
2. Heroin / Putaw
Heroin diambil dari morfin melalui suatu proses
kimiawi. Heroin tidak dipakai di dunia kedokteran karena menimbulkan efek
ketergantungan yang sangat berat, dan kekuatannya jauh lebih besar daripada
morfin. Jumlah yang sedikit saja sudah menimbulkan efek. Heroin biasa berbentuk
bubuk berwarna agak kecoklatan. Turunan heroin yang sekarang banyak dipakai
adalah Putaw yang mengakibatkan ketergantungan sangat berat bagi pemakainya.
Heroin biasanya digunakan dengan cara menyuntik melalui pembuluh darah (berbeda
dengan morfin) karena efeknya jauh lebih cepat terasa dan lebih lama tertahan.
Ada pula yang menggunakannya dengan cara menghirup lewat hidung. Seperti
morfin, heroin dapat mengurangi rasa sakit, mengurangi kecemasan , menenangkan
dan memberikan rasa aman. Seperti opiat lainnya, heroin menimbulkan toleransi,
ketergantungan fisik dan ketergantungan psikologis. Heroin / Putauw adalah obat yang sangat
keras dengan zat adiktif yang tinggi berbentuk serbuk, tepung, atau cairan.
Heroin “menjerat” pemakainya dengan cepat, baik secara fisik maupun mental,
sehingga usaha mengurangi pemakaiannya menimbulkan rasa sakit dan kejang-kejang
luar biasa Gejala-gejala yang muncul dalam usaha berhenti memakai heroin berupa
rasa sakit disertai kejang-kejang, kram di perut disertai rasa seperti akan
pingsan, menggigil dan muntahmuntah, keluar ingus, mata berair, tidak ada nafsu
makan, dan kehilangan cairan tubuh Salah satu jenis heroin yang popular adalah
“putauw” yaitu heroin dengan kadar lebih rendah (heroin kelas lima atau enam)
yang berwarna putih. Jenis heroin ini dikenal dengan berbagai nama : putauw,
putih, bedak, PT, white, etep, dan lain-lain
3. Kokain / Crack
Kokain adalah zat perangsang berupa bubuk kristal
putih yang disuling dari daun coca (Erythroxylon coca) yang tumbuh di
pegunungan Amerika Tengah dan Selatan. Seperti juga amphetamin, kokaina
merupakan stimulan/merangsang sistem saraf pusat sehingga pengguna merasa enak
dan bergelora.
Karena efek yang timbul relatif singkat, dan setelah
perasaan bergelora hilang, orang akan menggunakannya lagi untuk menghilangkan
rasa tidak enak. Penggunaan secara kronis dapat menimbulkan gangguan
pencernaan, mual, hilangnya nafsu makan, berkurangnya berat badan, sulit tidur,
dan waham atau halusinasi ringan. Bila kokain disedot lewat hidung, juga timbul
kerusakan pada tulang hidung. Kokain adalah obat yang sangat berbahaya dan
menimbulkan ketergantungan psikologis yang besar.
4. MDMA / Ecstasy
MDMA (Methylene Dioxy Meth Amphetamine) yang terkenal
dengan sebutan Ecstasy sangat popular di kalangan anak muda. Sayangnya, mitos
sudah berkembang bahwa obat ini aman, padahal tidaklah demikian kenyataannya.
Penelitian di Amerika menemukan bahwa obat ini sangat berbahaya karena merusak
sistem kerja otak dan jantung. MDMA, adalah zat turunan amphetamine yang
memiliki sifat merangsang SSP (stimulant) maupun mengupah persepsi
(hallucinogen). Obat ini berbentuk tablet dan digunakan melalui cara ditelan.
Berbagai tablet yang disebut Ecstasy seringkali tidak hanya mengandung zat
MDMA, tetapi campuran dari berbagai zat lain seperti methamphetamine, caffeine,
dextromethorphan, ephedrine, and cocaine. Dampak penyalahgunaan MDMA sangat
berat. MDMA bekerja di otak. Serupa dengan amphetamines lainnya, MDMA
meningkatkan aktifitas di otak yang justru menghambat fungsi—fungsi otak yang
seharusnya. Penelitian membuktikan bahwa MDMA juga berdampak sangat buruk
terhadap system kerja jantung (cardiovascular sistim) dan kemampuan tubuh untuk
mengatur suhu. Karena penggunaan MDMA seringkali dihubungkan dengan kegiatan
fisik yang tinggi dan lama (dansa misalnya), maka dampaknya paling besar
terhadap system kerja jantung. Akibat jangka panjang penyalahgunaan MDMA adalah
kerusakan otak, gangguan jiwa (psychiatric) seperti : gelisah, paranoid, tidak
bisa tidur, dan gangguan daya ingat.
5. Methamphetamin / Shabu-Shabu
Methamphetamine adalah stimulan yang sangat kuat
mempengaruhi sistem syaraf pusat. Obat ini dikelompokkan sebagai
psycho-stimulan seperti amphetamin dan kokain yang sering disalahgunakan. Obat
ini dibuat dari berbagai zat sint etis dalam bentuk serbuk putih, bening dan
tak berbau yang dihirup dan disuntikan. Karena bentuknya yang bening maka ia
disebut Ice atau kristal. Methamphetamin merupakan turunan amphetamin dan
karenanya dalam hal kandungan zat dan efek terhadap pengguna hampir sama yaitu
menyebabkan aktivitas tinggi dan mengurangi nafsu makan.
Penyalahgunaannya dilakukan karena obat ini merangsang
kegairahan dan kegembiraan
(euphoria). Penyalahgunaan methamphetamin dapat
mengakibatkan ketergantungan yang selanjutnya menyebabkan berbagai gangguan
pada jantung, stroke, tingginya suhu badan, dan juga kematian pada kasus
over-dosis.
Shabu-shabu (salah satu jenis Methamphetamine)
berbentuk kristal, tidak berbau dan tidak berwarna. Karena itu diberi nama
“Ïce”. Ice adalah julukan untuk methamphetamine. Ice memiliki efek yang sangat
kuat pada jaringan syaraf. Pengguna ice akan menjadi tergantung secara mental
pada obat ini. Pemakaian yang lama dapat menyebabkan peradangan pada otot hati,
bahkan kematian.
Efek yang ditimbulkan pada pengguna Ice : penurunan
berat badan, impotensi, sawan yang parah, halusinasi, kerusakan hati dan
ginjal, kerusakan jantung, stroke, bahkan kematian. Ice dikenal dengan istilah
: shabu-shabu, kristal, ubas, ss. Mecin, dan lain-lain.
6. Amphetamin
Amphetamin, adalah zat sintetik yang menyerupai
kokain, berbentuk pil, kapsul atau tepung. Amphetamin adalah zat perangsang
yang digunakan untuk mengubah suasana hati, meningkatkan semangat, mengurangi
kelelahan dan rasa ngantuk, meningkatkan rasa percaya diri, dan mengurangi
berat badan. Tetapi karena dosis pemakaian akan terus bertambah, maka obat ini
tidak dipakai lagi dalam program diet.
Bagi orang yang menyalahgunakan obat ini, efeknya
adalah memperoleh energi serta semangat tinggi serta pada saat sedang
intoksikasi. Jenis-jenis amphetamin antara lain:
Dexedrine, Laroxyl, Reactivan. Amphetamin meningkatkan
detak jantung, tekanan darah, dan pernafasan, serta mengurangi nafsu makan. Si
pemakai dapat berkeringat, mulutnya kering, mengantuk, dan cemas. Dosis tinggi
menyebabkan seseorang merinding, pucat, gemetar, kehilangan koordinasi, dan
pingsan. Suntikan amphetamin dapat menyebabkan naiknya tekanan darah secara
mendadak sehingga mengakibatkan stroke, demam tinggi, atau jantung lemah.
Banyak orang merasa tergantung kepada amphetamin secara psikologis, sedangkan
ketergantungan fisik tidak terlampau hebat.
7. LSD
LSD (Lysergie Diethylamide Acid) yaitu obat yang
sifatnya tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. LSD dijual dalam
bentuk pil, kapsul, atau cairan, dan digunakan dengan cara dimakan/diminum
maupun disuntikkan. Gejala intoksikasi yang timbul antara lain: perubahan panca
indera, pupil melebar, denyut jantung cepat, berkeringat, berdebar, pandangan
kabur, gemetar, gangguan koordinasi motorik, kecemasan, serta gangguan daya
penilaian realita. LSD seperti juga halusinogen lainnya tidak menimbulkan
ketergantungan fisik, tetapi psikologis.
8. Sedativa
Sedativa atau sedatif-hipnotik merupakan zat yang
dapat mengurangi fungsi sistem syaraf pusat. Sedativa dapat menimbulkan rasa
santai dan menyebabkan ngantuk (sering disebut obat tidur). Biasanya sedativa
digunakan untuk mengurangi stress atau sulit tidur. Karena toleransi dan
ketergantungan fisik, maka gejala putus obat bias jauh lebih hebat daripada
putus obat dengan opiat. Zatzat ini juga mudah membuat ketergantungan
psikologis. Secara farmokologi sedativa dapat dibedakan antara barbiturat dan
bukan barbiturat. Barbiturat adalah jenis obat sintetik yang digunakan untuk
membuat orang tidur, mengurangi rasa cemas, dan mengontrol kekejangan,
mengurangi tekanan darah tinggi. Beberapa jenis barbiturate yang sering
disalahgunakan adalah: Dumolid, Rohypnol, Magadon, Sedatin, Veronal, Luminal.
Nonnarbiturat, contohnya Methaqualone yang berbentuk pil putih (misalnya
Mandrax/MX). Sedativa bias mengakibatkan koma bahkan kematian bila dipakai
melebihi takaran.
ik, y�e) e�?��an pesan ke
dalam sistem guna meemeriksa kesalahpahaman. Umpan balik ini merupakan
pengecekan mengenai berapa suksesnya kita dalam mentransfer pesan kita seperti
yang dimaksudkan semula.
Penghalang Komunikasi Efektif
1.
Penyaringan
Penyaringan
adalah manipulasi informasi yang dilakukan seorang pengirim dengan maksud agar
informasi itu akan tampak lebih menguntungkan di mata penerima. Penentu utama
dari penyaringan adalah banyaknya tingkat dalam suatu struktur organisasi.
2.
Persepsi Selektif
Persepsi
selektifr muncul karena penerima dalam proses komunikasi secara selektif
melihat dan mendengar berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar
belakang, dan karakteristik pribadi mereka yang lain.
3.
Emosi
Bagaimana
perasaan si penerima ketika menerima suatu pesan komunikasi akan mempengaruhi
bagaimana ia menafsirkan pesan itu. Pesan yang sama yang diterima saat kita
marah atau bingung kemungkinan besar akan ditafsirkan secara lain dibanding
bila kita dalam suasana netral.
4.
Bahasa
Kata–kata tidak sama artinya pada
orang yang berlainan. Bahasa yang digunakan seseorang dipengaruhi oleh tiga
variabel, yaitu: usia, pendidikan, dan latar belakang budaya.
Komunikasi Di Dalam Organisasi
Desain organisasi harus
memungkinkan terjadinya komunikasi ke empat yang berbeda: ke bawah, ke atas,
horizontal dan diagonal. Karena keempat arah komunikasi ini merupakan kerangka
komunikasi dalam tubuh organisasi, marilah kita kaji secara singkat satu demi
satu. Hal ini akan memungkinkan kita untuk memahami lebih baik berbagai
hambatan komunikasi yang efektif dalam organisasi, serta cara untumk mengatasi
hambatan tersebut.
Komunikasi
ke Bawah (Downward Communication)
Komunikasi ke bawah mengalir dari
individu di tingkat atas hirarki kepada orang – orang di tingkat bawah. Bentuk
komunikasi ke bawah yang paling umum adalah instruksi kerja, memo resmi,
pernyataan kebijaksanaan, prosedur, buku pedoman, dan publikasi perusahaan. Di
dalam kebanyakan organisasi, komunikasi ke bawah, sering tidak lengkap dan
tidak akurat. Hal ini terbukti dari seringnya terdengar pernyataan di kalangan
anggota organisasi bahwa `kita sama sekali mengetahui apa yang terjadi`.
Keluhan tesebut menunjukkan tidak cukupnya komunikasi ke bawah dan perlunya
pegawai mendapatkan informasi yang sesuai dengan pekerjaan dapat menimbulkan
tekanan batin yang tidak perlu di antara anggota organisasi.
Komunikasi ke Atas (Upward Communication)
Organisasi yang efektif
memerlukan komunikasi ke atas sama banyak dengan komunikasi ke bawah yang
diperlukannya. Komunikasi ke atas yang berhasil sering digunakan untuk
mengambil keputusan yang sehat. Beberapa arus komunikasi ke atas yang paling
umum adalah: kotak saran, pertemuan kelompok, dan prosedur naik banding atau
pengaduan.
Komunikasi
Horizontal
Komunikasi horizontalmisalnya
komunikasi antara departemen produksi dengan departemen penjaual dalam
organisasi bisnis da di antara jurusan atau fakultas dalam sebuah universitas –
diperlukan untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan berbagai fungsi
organisasi.
Komunikasi
Diagonal
Komunikasi diagonal bersilang
melintasi fungsi dan tingkatan dalam organisasi, serta penting dalam situasi dimana
anggota tidak dapat berkomunikasi lewat satu saluran ke atas, ke bawah, ataupun
horizontal.
#7dayspenitiblogging
Tidak ada komentar:
Posting Komentar